Selasa, 27 Desember 2011

7 Langkah Mencegah Ulkus Kaki Diabetik

Sebagian pasien diabetes mengembangkan kondisi yang disebut ulkus kaki diabetik. Kulit mengalami kerusakan, memiliki semacam borok di mana Anda dapat melihat jaringan di bawahnya. Ulkus terutama muncul di telapak kaki.
Ulkus dapat sembuh dengan perawatan. Namun, pada kasus terburuk di mana borok meluas dan tidak kunjung sembuh, amputasi mungkin harus dilakukan agar infeksi tidak mengancam jiwa. Pencegahan dan perawatan yang tepat dapat menghindari agar hal terburuk itu tidak terjadi.

Mengapa ulkus terjadi?

Ulkus kaki diabetik disebabkan oleh komplikasi diabetes pada saraf dan/ atau pembuluh darah:
  • Kerusakan saraf. Kerusakan saraf karena diabetes menyebabkan hilangnya sensasi di kaki. Kondisi ini dikenal sebagai neuropati perifer. Saraf yang biasanya membawa sensasi rasa sakit ke otak dari kaki tidak berfungsi dengan baik. Penderita diabetes dapat mengalami luka karena menginjak sesuatu, mengenakan sepatu ketat, atau tersandung tanpa menyadarinya hingga berhari-hari atau minggu. Hilangnya sensasi juga menyebabkan berkurangnya mekanisme perlindungan terhadap kaki. Orang yang sehat akan menyadari bila terlalu banyak tekanan pada kaki dan secara otomatis menyesuaikan posisi. Tidak demikian bila saraf telah rusak. Akibatnya, selain menimbulkan luka, kaki dapat mengalami deformitas (perubahan bentuk), misalnya penebalan kulit di sebagian telapak atau tumit.
  • Penyakit pembuluh darah. Diabates dapat menyebabkan penyempitan pembuluh arteri (oklusi arteri perifer) maupun pecahnya pembuluh darah kecil (mikroangiopati). Penyempitan atau kerusakan pembuluh darah ini mengurangi aliran darah ke kaki, sehingga menyebabkan borok pada jaringan yang mati karena kekurangan nutrisi. Sirkulasi darah yang buruk juga menyebabkan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri terganggu.  Luka menjadi sulit disembuhkan dan bahkan semakin meluas.

Pencegahan

Tahapan Ulkus
Ulkus kaki diabetik dapat bervariasi dari semacam kawah merah dangkal yang hanya melibatkan permukaan kulit sampai sangat dalam dan luas sehingga melibatkan tendon, tulang dan struktur-struktur dalam lainnya. Pada tahap lanjut, ulkus dapat berkembang menjadi abses (kantong nanah), menyebarkan infeksi pada kulit dan lemak yang mendasari (selulitis), infeksi tulang (osteomielitis) atau gangren. Gangren adalah jaringan tubuh gelap dan mati yang disebabkan oleh aliran darah yang buruk.
Secara umum, ulkus kaki diabetik dapat dibagi menjadi tahapan-tahapan berikut:
Tahap 0: Tidak ada luka, namun ada deformitas kaki atau pembentukan kalus.
Tahap 1: Ulkus kecil yang dangkal
Tahap 2: Ulkus yang meluas ke tulang atau kapsul sendi
Tahap 3: Ulkus dengan infeksi, abses atau osteomielitis
Tahap 4: Jaringan di telapak kaki bagian depan atau tumit mati (gangren)
Tahap 5: Jaringan di daerah seluruh kaki mati
Secara umum, semakin baik pengendalian diabetes Anda, semakin kecil kemungkinan Anda untuk mengembangkan komplikasi diabetes, termasuk ulkus kaki.  Selain itu, pengelolaan hipertensi dan kolesterol darah serta faktor risiko lain akan mengurangi risiko komplikasi diabetes. Jika Anda merokok, Anda sangat disarankan untuk berhenti merokok. Merokok merusak sirkulasi dan mengurangi jumlah oksigen di dalam darah. Secara khusus, hal-hal berikut dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya ulkus:
  1. Periksa kaki Anda secara teratur setiap hari, terutama pada telapak kaki dan ruang antar jari. Minta kerabat Anda untuk membantu bila Anda memiliki masalah penglihatan sehingga tidak dapat memeriksa kaki sendiri. Perhatikan apakah ada kulit yang robek, memar, ruam, melepuh, atau kapalan. Segera konsultasikan dengan dokter bila Anda menemukan masalah di kaki yang tidak sembuh dalam beberapa hari.
  2. Cuci kaki Anda setiap hari dengan sabun yang lembut. Rendamlah kaki dengan suhu 37 ° sampai 38 ° C selama tiga sampai lima menit, lalu basuhlah dengan sabun yang lembut. Penderita diabetes dengan neuropati seringkali kurang sensitif terhadap suhu. Gunakan termometer untuk memastikan suhu air tidak terlalu tinggi.
  3. Potonglah kuku-kuku di jari kaki Anda dengan hati-hati. Mintalah bantuan kerabat jika Anda tidak mampu untuk memotong kuku Anda sendiri.
  4. Olesi kaki dengan krim pelembab agar tidak retak, terutama pada ruang di antara jari kaki.
  5. Gunakan alas kaki. Jangan berjalan tanpa alas kaki. Gunakan sandal atau sepatu yang tidak terlalu longgar atau sempit, dengan bantalan yang baik. Bila kaki Anda telah mengalami deformitas, gunakan sepatu yang telah disesuaikan dengan kaki Anda. Dokter dapat merekomendasikan sepatu yang dirancang khusus (sepatu ortopedi) sesuai dengan bentuk kaki Anda.
  6. Pilih kaus kaki dengan kandungan katun yang tinggi sehingga menyerap keringat dan tidak mudah mengiritasi.
  7. Jadwalkan kunjungan ke dokter. Pasien diabetes perlu diperiksa dokter setidaknya setahun sekali. Dokter akan memeriksa kaki Anda untuk melihat tanda-tanda awal gangguan saraf atau sirkulasi darah dan masalah kaki lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar